Judul : Untuk Negeriku (Autobiografi Mohammad Hatta)
Penulis : Mohammad Hatta
Penerbit : Penerbit Buku kompas
Terbit : I, Januari 2011
Harga : Rp.125.000.
Pemikiran ekonomi maupun politik
Mohammad Hatta telah ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Jika
itu semua berasal dari sebuah situasi mental dan kultural tertentu, maka buku
inilah yang dapat menggambarkan bagaimana pemikiran itu terbentuk.
Dari buku yang merupakan
autobiografi Mohammad Hatta ini, pembaca dapat melihat bahwa karakter Hatta
ternyata tidak lepas dari latar belakang budaya, keluarga, pendidikan, dan
pengalaman politiknya.
Latar pendidikan Hatta yang
bercorak Barat, latar belakang budaya yang Islami dan menghargai pendidikan,
telah membantu Hatta yang selalu ingin kritis terhadap apa yang dilihatnya.
Jika memang hal itu memerlukan perbaaikan, maka itulah yang harus dilakukan
tanpa kompromi.
Untuk Negeriku dibagi menjadi
tiga buah judul buku yakni Buktitinggi-Rotterdam Lewat Betawi, Berjuang
dan Dibuang, serta Menuju Gerbang Kemerdekaan. Masing-masing buku
menandai perioode dalam kehidupan Hatta.
Buktitinggi-Rotteredam Lewat
Betawi (buku 1) mengisahkan masa kecil Hatta di Padang. Dalam buku ini
Hatta juga menceritakan pengalamannya ketika melanjutkan pendidikannya di
Batavia, serta bagaimana ia mulai memasuki dunia pergerakan mahasiswa di
Belanda.
Buku kedua, Berjuang dan Dibuang
(buku 2), berisi kisah Hatta ketika ia sudah kembali ke Indonesia.
Di sinilah Hatta menghadapi berbagai rintangan dalam perjuangan menuju
kemerdekaan. Pada periode waktu inilah ia bertemu dengan Soekarno.
Sedangkan dalam buku Menuju
Gerbang Kemerdekaan (buku 3), Hatta mengisahkan berbagai peristiwa
yang mewarnai saat-saat menjelang kemerdekaan Republik Indonesia. Di sini
pembaca dapat melihat bagaimana para pendiri bangsa berada dalam situasi yang
tidak mudah membuat pernyataan kemerdekaan. Perbedaan pendapat antara Syahrir,
Hatta dan Soekarno adalah penyebabnya.
Sebagai sebuah autobiografi
seseorang yang ikut membidani kelahiran sebuah bangsa yang merdeka, buku ini
menjadi sebuah sumber sejarah yang sangat penting. Sejumlah peristiwa yang
sebelumnya menjadi kontroversi, akan memperoleh perspektif lain.
Sebut saja peritiwa penculikan
Soekarno yang dilakukan sekelompok pemuda. Apakah benar hal itu dipicu oleh
keengganan Soekarno dan Hatta untuk menunda-nunda kemerdekaan? Jawabanya,
Soekarno dan Hatta justru memiliki alasan yang rasional. Mereka ingin
proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh panitia yang sudah dibentuk yakni Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indoenesia.
Kala itu Soekarno merasa tidak
memiliki hak untuk mengatasnamakan rakyat Indonesia. Tindakan yang ia lakukan
harus dengan persetujuan panitia yang diketuainya sendiri. Inilah yang menyulut
kenekatan para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Regasdengklok.
Dari buku ini kita dapat melihat
bagaimana Hatta dan orang-orang yang terlibat dalam usaha kemerdekaan
Indonesia, adalah orang-orang yang berjuang tanpa pamrih. Apa yang mereka
lakukan adalah untuk mengakhiri penindasan yang dilakukan oleh kaum imperialis.
Tidak sedikit pun terbesit keinginan untuk menduduki jabatan tertentu. Inilah
yang harus dijadikan contoh oleh para calon pemimpin bangsa sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar